PERAN MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM TANGGAP BENCANA
LATIHAN KEPEMIMPINAN
DAN MANAJERIAL
MAHASISWA (LKMM) NASIONAL VI
IKATAN LEMBAGA
MAHASISWA ILMU KEPERAWATAN INDONESIA
SEMARANG, : 2-6 Oktober 2012
Disusun oleh :
Nama : PUJI HANDAYANI EKO PUTRI
NIM : 04.11.3015
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tema”Peran Mahasiswa Keperawatan dalam Tanggap Bencana”ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Makalah ini penulis buat dengan tujuan untuk memenuhi
persyaratan awal untuk mengikuti LKMM yang akan diadakan di UNDIP pada Selasa,2
Oktober 2012.. Pembuatan makalah ini pun bertujuan agar kita bisa mengikuti
LKMM dan mengerti tentang apa saja yang bisa dilakukan oleh mahasiswa khususnya
keperawatan dalam tanggap bencana itu, dan mampu memahami arti penting dalam
tanggap bencana itu.
Terimakasih
penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
kelancaran pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Makalah hasil penulis bukanlah makalah yang sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangatlah penulis
harapkan untuk menambah kesempurnaan makalah penulis.
Yogyakarta, 8 Agustus 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ya .. betul
peristiwa jebolnya Situ Gintung memang peristiwa bencana yang cukup hangat di
ulas bahkan banyak posting di wordpress Indonesia yang membahas dan mengulas
peristiwa ini sehingga semakin ramai dan semakin menaikan trafic kunjungan
pembaca di blog yang mengulas peristiwa situ gintung tersebut.
Dari
perspektif perblogan saja ternyata sudah bisa dilihat bahwa ternyata masyarakat
kita baik di dunia nyata maupun di dunia maya masih sungguh reaktif terhadap
fenomena bencana yang terjadi.Reaktif yang dimaksud di sini adalah ternyata
yang terekam kuat dalam memori kita adalah secepatnya kita berespon terhadap
peristiwa bencana. Alias fase tanggap darurat.
Kalau dalam
dunia nyata begitu ada bencana langsung serentak masyarakat berespon untuk
segera ingin memberikan pertolongan secepat mungkin, bahkan mungkin ingin
segera menunjukkan kepedulian dan pertolongan secepat mungkin.Kalau dalam dunia
maya reaksi kepedulian ini sangat cepat terlihat begitu terjadi bencana di situ
Gintung langsung sang bloger berlomba-lomba untuk posting tulisan tentang
bencana di situ gintung,.. dari positngan yang sifatnya ilmiah sampai dengan
postingan yang bersifat mistik/klenik mencoba untuk merebut perhatian pembaca
dan manunjukkan betapa bloger-bloger kita peduli terhadap bencanadi situ
Gintung.
Pertanyaannya
adalah apakah salah kalau kita bersikap langsung bereaksi terhadap kondisi
bencana yang terjadi dan dengan filosofi unit reaksi cepat kita semua bereaksi
terhadap peristiwa dan segera memberikan pertolongan baik berupa tenaga, duit,
makanan, pakaian, selimut, obat-obatan sampai sumbangan yang bersifat pemikiran
misalnya posting di blog kaitannya dengan bencana yang terjadi ? Tentu tidak..
karena pertolongan yang cepat sangat diperlukan.
1.2
Rumusan
Masalah
1.Bagaimana
peran mahasiswa keperawatan dalam tanggap bencana?
2.Hal apa saja yang dapat dilakukan para mahasiswa keperawatan dalam tanggap bencana?
2.Hal apa saja yang dapat dilakukan para mahasiswa keperawatan dalam tanggap bencana?
3.Adakah
dampak positif dari kegiatan tanggap bencana tersebut?
4.Bagaimana
tanggapan dari mahasiswa keperawatan sendiri dalam tanggap bencana?
1.3
Tujuan
Masalah
1.
Agar pembaca mampu memahami dan mengerti
peran mahasiswa keperawatan dalam tanggap bencana
2.
Agar pembaca tahu dampak positif dari
kegiatan tanggap bencana tersebut
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Peran
Mahasiswa dalam Tanggap Bencana
Definisi Bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu yang mengakibatkan ekologi kerugian,kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna
sehingga
memerlukan bantuan luar
biasa dari pihak luar (Depkes. RI., 2001).
Bencana merupakan setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,
gangguan ekologis,hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada,skala tertentu yang memerlukan respons dari luar masyarakat atau
wilayah yang terkena(WHO2001).
Maahasiswa
harus lebih tanggap lagi dalam masalah tanggap bencana. Sebelum para mahasiswa
berperan dalam tanggap bencana , mahasiswa harus berperan terlebih dahulu untuk
menghadapi bencana.
Bencana Alam terjadi di
mana-mana. Gunung meletus, banjir, tsunami, angin puting beliung, adalah
sederet kecil bencana alam yang pernah “mampir” di Indonesia. Siapa yang salah?
Tidak ada, karena semuanya merupakan bencana yang memang tidak dapat
diprediksi. Hal ini juga tidak terlepas dari kondisi geografis Indonesia.
Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) Indonesia mencatat sekurang-kurangnya ada 28 wilayah di
Indonesia yang rawan gempa dan tsunami. Selain dikepung tiga lempeng tektonik
dunia, Indonesia juga dilalui jalur Cincin Api Pasifik (The Pacific Ring of
Fire) yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia dan membentang
di antara subduksi dan pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng Indo-Australia,
lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara yang bertabrakan dengan lempeng Amerika
Selatan. Belum lagi ditambah dengan potensi gunung api yang dimilikinya.
Indonesia memiliki gunung berapi berjumlah kurang lebih 240 buah dan hampir 70
di antaranya merupakan gunung api yang masih aktif.
Menurut
Mohtar Mas’oud, mahasiswa merupakan makhluk istimewa. Mereka ada pada lapisan
umur yang memungkinkan menjadi energik dan cocok untuk menjadi pelopor
perbaikan keadaan. Secara definitif, mahasiswa berasal dari dua suku kata yaitu
kata maha dan siswa. Kata maha mempunyai arti paling tinggi, sedangkan kata
siswa memiliki makna seorang yang terpelajar baik secara individu maupun
kelompok. Jadi, mahasiswa adalah seorang terpelajar yang mempunyai kedudukan
tertinggi diantara pelajar-pelajar lainnya dalam tingkatan akademik. Dengan
adanya predikat tersebut, diharapkan nantinya mampu mengubah keadaan menjadi
lebih baik dan mampu mengisi lapisan pemimpin. Secara fungsi mahasiswa
mempunyai dua peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pertama, sebagai
manager dan kedua sebagai pencetus gagasan. Peran
tersebut memerlukan satu syarat utama, yaitu belajar bermasyarakat. Belajar
menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan secara bersama pada dasarnya
adalah belajar berpolitik. Dengan demikian, tujuan mahasiswa adalah memahami
fenomena yang terjadi dalam suatu tatanan masyarakat baik dari segi politik,
ekonomi, sosial, dan lain sebagainya.
Lantas apa yang bisa dilakukan mahasiswa untuk menanggapi merebaknya bencana alam yang cenderung sulit diprediksi secara pasti akhir-akhir ini? Sejauh ini kalangan mahasiswa khususnya dan dunia kampus pada umumnya terlihat lamban merespon jika dibanding menanggapi isu-isu lain seperti isu skandal politik, korupsi pejabat negara, dan lain sebagainya yang langsung ditanggapi secara serius. Sementara untuk isu bencana seakan-akan bukan isu yang penting untuk ditanggapi.
Mahasiswa jangan sampai mewakili sikap pemerintah yang terlihat begitu lamban dalam menanggulangi korban bencana.
Lantas apa yang bisa dilakukan mahasiswa untuk menanggapi merebaknya bencana alam yang cenderung sulit diprediksi secara pasti akhir-akhir ini? Sejauh ini kalangan mahasiswa khususnya dan dunia kampus pada umumnya terlihat lamban merespon jika dibanding menanggapi isu-isu lain seperti isu skandal politik, korupsi pejabat negara, dan lain sebagainya yang langsung ditanggapi secara serius. Sementara untuk isu bencana seakan-akan bukan isu yang penting untuk ditanggapi.
Mahasiswa jangan sampai mewakili sikap pemerintah yang terlihat begitu lamban dalam menanggulangi korban bencana.
Peran
mahasiswa dalam menanggulangi bencana alam sejauh ini masih kurang. Lihat saja
bagaimana mahasiswa-mahasiswa yang ikut aktif menjadi relawan untuk mencari
korban Tsunami di Aceh enam tahun yang lalu. Lihat juga bagaimana para
mahasiswa dengan cepat ikut merekonstruksi ketika terjadi bencana gempa bumi di
Yogyakarta. Dan mengkin yang belum hilang dari ingatan kita adalah ketika
mereka ikut mengevakusi korban bencana meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta
beberapa waktu yang lalu. Sebenarnya peran untuk ikut andil dalam menanggulangi
bencana alam bisa lebih besar lagi. Jika dilihat, apa yang sudah dilakukan
kampus di atas sebenarnya hanyalah penanganan pascabencana. Peran yang saat ini
belum dimaksimalkan adalah penanganan prabencana.
Padahal
jika dirunut ke belakang, antisipasi prabencana ini juga tidak kalah penting
untuk meminimalisasi risiko buruk yang diakibatkan oleh bencana. Bencana memang
bisa terjadi kapan dan di mana saja. Untuk itulah, diperlukan suatu upaya
membangun masyarakat yang sadar akan bencana alam. Upaya ini akan sangat
penting jika dilakukan oleh mahasiswa dengan memainkan perannya dalam hidup
bermasyarakat.
Di sinilah mahasiswa harus memainkan perannya dalam bermasyarakat dengan berada di garda terdepan terkait penanggulangan bencana alam di Indonesia. Jika saat ini peran tersebut masih sangat terbatas pada tindakan pascabencana, sepertinya sudah saatnya mulai dilakukan upaya prabencana. Dalam hal ini kampus dapat ikut memfasilitasi kegiatan sosialisasi tentang perlunya sikap siaga bencana bagi masyarakat luas.
Di sinilah mahasiswa harus memainkan perannya dalam bermasyarakat dengan berada di garda terdepan terkait penanggulangan bencana alam di Indonesia. Jika saat ini peran tersebut masih sangat terbatas pada tindakan pascabencana, sepertinya sudah saatnya mulai dilakukan upaya prabencana. Dalam hal ini kampus dapat ikut memfasilitasi kegiatan sosialisasi tentang perlunya sikap siaga bencana bagi masyarakat luas.
2.2
Hal
yang Dapat Dilakukan Mahasiswa dalam Tanggap Bencana
Upaya‐upaya yang dilakukan antara lain:
1) penyusunan kebijakan,
peraturan perundangan, pedoman dan standar;
2) pembuatan peta rawan
bencana dan pemetaan masalah kesehatan
3) pembuatan brosur/leaflet/poster
4) analisis risiko bencana
5) pembentukan tim
penanggulangan bencana
6) pelatihan dasar kebencanaan
7) membangun sistem penanggulangan krisis
kesehatan berbasis masyarakat.
Adapun peran yang dapat dilakukan perawat dalam tanggap bencana ,yaitu: Peran dalam
Pencegahan Primer
Ada 2 hal yang dapat dilakukan
perawat dalam masa pra bencana ini, antara lain:
a. Perawat
mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalampenanggulangan
ancaman bencana untuk tiap fasenya (preimpact,
impact, postimpact).Para perawat ini, khususnya perawat komunitas mendapat
pelatihan tentang berbagai tindakan dalam penanggulan ancaman dan dampak
bencana. Misalnya mengenali instruksi ancaman bahaya; mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan,air, obat-obatan, pakaian dan
selimut, serta tenda) ; dan mengikuti pelatihan penanganan pertama korban
bencana.
b. Perawat ikut
terlibat bersama berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan,palang
merah nasional maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan
penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.
2.3 Dampak Positif dari Kegiatan Tanggap Bencana
Dampak posif tentu ada karna
itu merupakan kegiatan kemanusiaan, dan sesama manusia kita harus saling tolong
menolong, disamping meringankan beban orang yang terkena musibah atau bencana
kita juga dapat belajar berinteraksi dengam masyarakat, dan berkolaborasi
dengan sesama tenaga kesehatan yang lainnya.
Sehingga kita bisa menambah
wawasan dan mengalaman, karena pengalaman merupakan jendela ilmu yang tak
ternilai harganya. Jadi dampak positif dari kegiatan tanggap bencana itu ada
dan sangat banyak sekali.
2.3
Tanggapan Para Mahasiswa Sendiri Tentang Tanggap Bencana
Ini adalah
tanggapan mahasiswa tentang tanggap bencana “saya mendukung sekali jika semua
mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan mempunyai sifat peduli tentang nasib
seseorang yang terkena musibah apalagi jika para kita mahasiswa mau mengulurkan
bantuan berupa tenaga, uang, maupun fikiran kita untuk menolong para orang yang
terkena musibah. Bila kita mau terjun langsung dalam kegiatan tanggap bencana
kita akan dapat menolong jutaan hingga ribuan orang yang terkena musibah”.
Selain itu
adapun unsur-unsur terjadinya
bencana terdiri dari:
1.
Ancaman
Ancaman merupakan suatu kejadian
atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. Adapun jenis ancaman yaitu:
a)
Geologi: gempa bumi, tsunami, longsor
b) Hidro
meteorology : banjir, banjir bandang, topan dan kekeringan
c) Biologi :
epidemic, penyakit tanaman dan hewan
d) Tekhnologi :
kecelakaan transportasi, industri
e) Lingkungan :
kebakaran, kebakaran hutan, pengundulan huta
f)
Social : konflik dan terorisme
2. Dasar
Hukum penanggulangan bencana
1.
UU No.24
tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
2.
KEPRES No.3
tahun 2001 tentang badan koordinasi nasional penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi
3.
KEPMENDAGRI
No.13 tahun 2003 tentang pedoman penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi di daerah
4.
Keputusan
sekretaris BAKORNAS PBP No. 2 tahun 2001 tentang pedoman umum penanggulangan
bencana dan penanggulangan pengungsi
5.
Undang‐undang Nomor
36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
6.
Keputusan
Menteri Kesehatan nomor 145/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman Penanggulangan
Bencana Bidang Kesehatan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bencana merupakan setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,
gangguan ekologis,hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya
derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada,skala tertentu yang memerlukan respons dari luar masyarakat atau
wilayah yang terkena. Jadi kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai
mahasiswa kita harus selalu menumbuhkan sifat saling tolong – menolong sesama
orang, dan jika ada bencana kita harus lebih tanggap bencana , dalam tanggap
bencana kita hanya perlu tekat dan niat karena sifatnya suka relawan.
3.2 SARAN
Jangan
lah kita mengharapkan imbalan dari apa yang sudah kita berikan kepada orang
lain,baik dalam bentuk materi, fikiran dan tenaga. Dan segala sesuatu yang kita
kerjakan haruslah didasari dengan niat yang tulus dan ikhlas.
DAFRAT PUSTAKA
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus